About

Aangedryf deur Blogger.

Maandag 20 Mei 2013



Penyebab Utama Deforestasi dan Degradasi Hutan

Perencanaan Tata Ruang yang Tidak Efektif dan Tenurial yang Lemah
Minimnya data dan informasi yang akurat menyebabkan perencanaan tata ruang yang tidak efektif, berakibat pada terjadinya tumpang tindih penggunaan lahan. Dampaknya, terjadi konflik antar sektor, semisal antara sektor kehutanan dan pertambangan. Situasi tersebut semakin diperparah dengan lemahnya aturan main tenurial, sehingga mengakibatkan tidak jelasnya status dan batas kawasan hutan. Hal seperti ini dengan mudah memicu konflik penggunaan kawasan hutan.

Manajemen Hutan yang Kurang Efektif
Lemahnya manajemen hutan di Indonesia diakibatkan oleh dua faktor yaitu, (i) tidak tersedianya data dan informasi status dan batas kawasan hutan yang akurat, dan (ii) keterbatasan sumber daya manusia (kuantitas maupun kualitas).

Kelemahan Tata Kelola (Governance) di Sektor Kehutanan
Lemahnya transparansi dalam proses pemberian ijin pengelolaan hutan menyebabkan ketidakadilan dalam distribusi manfaat dan hasil hutan.  Selain itu, partisipasi masyarakat yang lemah, khususnya yang tinggal di sekitar hutan berkontribusi pada perambahan hutan, yang meningkatkan laju deforestasi dan degradasi hutan.

Dasar Hukum yang Belum Jelas dan Lengkap serta Penegakan Hukum yang Lemah
Penyeban utamanya adalah ketidakselarasan hukum antara sektor kehutanan dan sektor pengguna hutan, misalnya sektor pertanian dan pertambangan, baik yang terjadi secara vertikal (antara pusat dengan provinsi, dan kabupaten). Kelemahan penegakan hukum terjadi karena proses penegakan hukum yang tidak mampu menyentuh aktor intelektual (pelaku besar), namun hanya sebatas pelaku di lapangan.
Selain itu,  berdasarkan hasil konsultasi publik tersebut berhasil memetakan 4 faktor pendorong terjadinya deforestasi dan degradasi hutan yaitu; (i) Paradigma pembangunan yang belum patuh pada prinsip pembangunan berkelanjutan, (ii) Kurangnya kepemimpinan dalam proses pengaturan dan pengelolaan hutan, (iii) Mengejar target pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian hutan, dan (iv) Adanya kesenjangan permintaan dan pasokan kayu serta sawit

Industri Ekstraktif Skala Besar
                Mebuka lahan skala besar dan tidak melihat proses serta lokasi pembukaan lahan. Contoh, membuka industry HTI di Kawasan Gambut yang Kedalaman Lebih dari 6 meter. Sehingga hutan gambut terbuka gas karbon naik ke permukaan menyebabkan emisi gas karbon.

0 opmerkings:

Plaas 'n opmerking

Site search

    Blogger news

    Blogroll

    About