About

Aangedryf deur Blogger.

Saterdag 06 April 2013


Gambar Bekantan Si Monyet Belanda

Bekantan, Monyet Bule dari Borneo Labai Hilir (Ketapang City)
Bekantan atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan Proboscis Monkeys merupakan salah satu jenis primate endemik dari Kalimantan. Di pulau tersebut  jenis monyet ini dikenal juga dengan nama Monyet Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau. Satwa ini merupakan Maskot Propinsi Kalimantan Selatan (SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990). Saat ini monyet belanda tidak hanya terdapat di Kalimantan selatan akan tetapi sudah menyebar ke Kalimantan Barat. Penyebaran satwa ini sangat terbatas dan untuk kelangsungan hidupnya memerlukan kondisi tertentu. Adapun klasifikasi ilmiah dari primate ini adalah sebagai berikut:
Kingdom          : Animalia
Phyllum           : Chordata
Subphyllum     : Vertebrata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Chercopithedae
Genus             : Nasalis
Species           : Nasalis larvatus
         Ciri-ciri umum dari bekantan adalah seperti primata lainnya, hampir seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh rambut (bulu), kepala, leher, punggung dan bahunya berwarna coklat kekuning-kuningan sampai coklat kemerah-merahan, kadang-kadang coklat tua. Dada, perut dan ekor berwarna putih abu-abu dan putih kekuning-kuningan. Adpun ciri khas yang menjadi identitas monyet ini adalah hidung yang besar dan panjang, yang hanya ditemui pada primate jenis ini..Oleh karena itu monyet ini juga disebut monyet Belanda. Terdapat perbedaan antara bekantan jantan dan betina. Bekantan jantan memiliki rambut pipi bagian belakang berwarna kemerah-merahan, bentuk hidung lebih mancung sedangkan bekantan betina mempunyai rambut pipi bagian belakang berwarna kekuning-kuningan, bentuk hidung lebih kecil. Bekantan betina memiliki masa kehamilan 166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak. Setelah berumur 4-5 tahun sudah dianggap dewasa. Bekantan hidup berkelompok/sub kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 20 ekor.
Gambar daging  Bekantan hasil buruan
Satwa ini secara alami hanya ditemukan di daerah Kalimantan Selatan. Akan tetapi saat ini bekantan sudah masuk kekawasan kalimantan barat tepatnya di desa Labai Hilir kecamatan simpang Hulu Kabupaten Ketapang. Habitat alaminya berada di pinggiran hutan dekat sungai, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan bakau dan kadang-kadang sampai jauh masuk daerah pedalaman. Sumber pakan utama bekantan adalah daun-daunan dari pohon rambai/pedada (Sonneratia alba), ketiau (Genus motleyana), beringin (Ficus sp), lenggadai (Braguiera parviflora), piai (Acrostiolum aureum), dan lain-lain. Bekantan merupakan jenis monyet yang pandai berenang bahkan dapat menyelam selama 30-40 detik. Hal ini berkaitan dengan habitatnya yang sebagian besar berda pada rawa-rawa dan hutan bakau. Pada siang hari Bekantan menyenangi tempat yang agak gelap/teduh untuk beristirahat. Menjelang sore hari, kembali ke pinggiran sungai untuk makan dan memilih tempat tidur.
Populasi bekantan saat ini mulai terancam punah. populasinya di alam saat ini diduga tak lebih dari 7000 ekor, padahal pada tahun 1987 jumlahnya lebih dari 250 ribu ekor. Berkurang banyak sekali., Hal itu terjadi karena semakin berkurangnya habitat atau tempat hidup yang menjadi rumah sekaligus penyedia pakan mereka. Hutan di Kalimantan semakin berkurang dan mereka semakin terdesak oleh aktivitas manusia bahkan Perusahaan yang melakukan Land-Clering. Menurut pengakuan salah satu masyarakat yang memburu bekantan, bahwa daging bekantan memiliki khasiat tersendiri. Khasiat dari daging bekantan, dapat menyembuhkan penyakit getar-getar pada sendi lutut, menjadi obat kuat pada pria, menyembuhkan pegalinu pada pinggang, dan banyak lagi. Pemerintah perlu memberikan arahan atas pandangan masyarakat bagaimana saat ini Bekantan dilanda Kepunahan sehingga tidak ada lagi perburuan satwa langka ini. Usaha pelestarian bekantan telah dimulai sejak zaman Belanda. Hal ini dibuktikan dengan upaya perlindungan dengan menetapkan bekantan sebagai satwa dilindungi pada Ordonansi Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931. Status satwa dilindungi ini kemudian diperkuat dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 301/Kpts-II/1991 dan UU No. 5 th. 1990. Berdasarkan data IUCN bekantan dikategorikan dalam status genting dan Appendix I menurut CITES. Meskipun telah dilindungi oleh peraturan nasional maupun intenasional, populasi bekantan semakin terncam apabila manusia tidak menjaga keseimbangan alam yang menjadi tempat monyet ini hidup.

0 opmerkings:

Plaas 'n opmerking

Site search

    Blogger news

    Blogroll

    About